Warung Bebas

Sabtu, 05 Mei 2012

Masjid Quba Masjid Tertua di Dunia

Masjid atau mesjid merupakan rumah tempat ibadah bagi umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan. Tahukah anda masjid apa yang pertama kali dibangun dan menjadi masjid tertua di dunia?




Masjid Quba adalah masjid pertama dan merupakan mesjid tertua di dunia yang dibangun oleh Nabi Muhammad saw pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa masjid Quba adalah mesjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108).

Allah SWT memuji masjid ini dan orang yang mendirikan sembahyang di dalamnya dari kalangan penduduk Quba' dengan Firman-Nya:
“Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah SWT menyukai orang-orang yang bersih.”

Menurut ulama tafsir, umat Islam tidak diperkenankan bersikap egois dalam meraih kemulian. Shalat berlama-lama, bahkan hingga tinggal di dalam masjid tersebut, sementara yang lainnya tidak bisa memasukinya, sangat dibenci Allah SWT.

Masjid itu dibangaun berdasarkan ketaqwaan kepada Allah, maka sejatinya umat Islam pun bisa beribadah di dalamnya dengan penuh taqwa kepada-Nya

SEJARAH MASJID QUBA
Masjid Quba merupakan masjid yang pertama kali dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga Kalsum bin Hadam dari Kabilah Amir bin Auf yang diwakafkannya kepada beliau setiba di Quba.
Ketika itu, Quba merupakan sebuah kawasan pinggiran Yatsrib dan terletak sekitar tiga kilometer di selatan.

Rasulullah sendiri yang mendesain masjid itu. Bahkan beliau ikut bekerja, tidak segan-segan mengangkat bahan material bangunan, sehingga tampak letih yang teramat sangat pada wajahnya yang mulia. Nabi Muhammad SAW menunjukkan suri teladan yang begitu mulia, yang tak hanya pandai menyuruh.
Rasulullah SAW juga orang pertama yang meletakkan batu di mihrab masjid tersebut menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina, kiblat pertama umat Islam, kemudian disusul berturut-turut oleh Abu Bakar Assidiq, Umar bin Khaththab, dan Utsman bin Affan. Siapakah yang menduga, ternyata proses peletakan batu kiblat ini kemudian paralel dengan sejarah pengangkatan Khulafaur Rasyidin. Setelah rampung, di masjid inilah untuk kali pertama shalat berjama’ah dilaksanakan.

Ketika peralihan arah kiblat umat Islam menghadap ke Masjidil Haram, masjid itu tentu mengalami rekonstruksi. Arah kiblat, yang semula menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina, diputar balik menghadap ke arah Baitullah di Makkah.

Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, masjid itu, yang kerap dikunjungi oleh Baginda Rasulullah SAW tiap hari Sabtu bila beliau bertugas di luar Madinah, diperbaiki karena rusak berat.

BANGUNAN MASJID QUBA
Meskipun sangat sederhana, masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk dari pada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.

Di tengah-tengah masjid terdapat ruang terbuka yang biasa disebut sahn. Dan di sahn itulah ada sebuah sumur tempat mengambil air wudhu. Kebersihan area masjid itu begitu terjaga dan cahaya matahari serta udara dapat masuk.

Kini, masjid yang terletak sekitar lima kilometer di sebelah tenggara kota Madinah ini telah mengalami perbaikan dan perluasan berkali-kali.

Bangunan fisiknya mengalami banyak perkembangan. Salah satunya, keempat menara setinggi 47 meter yang mengelilingi masjid berwarna putih bersih. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun menara pada masjid ini.

Rekonstruksi kembali terjadi pada masa Sultan Al-Asyraf Saif Al-Din Qait-Bey dari Dinasti Mamluk. Masjid tersebut dilengkapi dengan sebuah mimbar baru dari pualam. Mimbar itu kemudian diganti dengan mimbar yang terkenal dengan sebutan “Mimbar Masjid Raya”.

Kemudian pada masa kepemimpinan Raja Fahd ibn Abdul Aziz tahun 1986, Masjid Quba kembali direnovasi dan diperluas, menelan biaya  90 juta riyal (Rp.90.000.000.000,-). Hingga saat ini, inilah renovasi terbesar masjid tersebut, tapi tetap mempertahankan bentuk arsitektur tradisionalnya.

Di sisi selatan masjid dibuat galeri terbuka dengan deretan tiang. Sedangkan di sisi sebelah utara terdapat dua serambi bertiang. Di sebelah timur dan barat terdapat tempat terbuka dengan dinding tembok berbeton. Pada bagian atasnya berjejer sebanyak enam kubah besar, masing-masing berdiameter 12 meter, serta 56 kubah kecil yang masing-masing berdiameter enam meter. Kubah-kubah tersebut ditopang oleh pilar-pilar beton yang sangat kokoh.

Sementara lantai halaman, yang terbuka, dilapisi marmer yang anti panas. Di bagian ini terdapat atap yang dapat bergerak, terbuka dan tertutup otomatis, serta terpal yang sangat kokoh, yang melindungi lantai atau jama’ah dari sengatan matahari.

Masjid ini memiliki 19 pintu, terdiri dari tiga pintu utama. Tiga pintu utama, yang berdaun pintu besar, diperuntukkan bagi para jama’ah yang ingin memasuki masjid mulia itu. Dua pintu diperuntukkan bagi jama’ah laki-laki, sedangkan satu pintu bagi jama’ah perempuan. Berbagai petunjuk dan informasi khusus ditempatkan pada dinding luar masjid dan di dinding pintu. Di seberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar-mengajar.

Sakarang yang bertanggung jawab atas renovasi masjid ini adalah keluarga Saud.
Kompleks masjid ini memiliki luas 135.000 meter persegi. Sementara ruang shalat utama seluas 5.035 meter persegi, yang bisa menampung hingga 20.000 jama’ah. Masjid ini, sebelum diperluas, pada zaman Rasulullah, hanya memiliki luas 1.200 meter persegi.

Di kompleks masjid ini terdapat kantor, pertokoan, dan ruang tamu. Kompleks masjid juga dilengkapi dengan tempat tinggal imam dan muadzin.

Berikut adalah beberapa foto dari Masjid Quba:












 ditulis dari berbagai sumber

0 komentar em “Masjid Quba Masjid Tertua di Dunia”

Posting Komentar